Sempat marak di beberapa milis lokal menyebutkan bahwa fakta buah
sirsak yang memiliki khasiat anti-kanker tengah ditutup-tutupin oleh
perusahaan farmasi skala dunia dengan motif profit. Kenyataannya, justru
sekarang banyak farmasi yang berlomba-lomba yang tengah meneliti zat
yang dimiliki buah sirsak.
Buah sirsak sebenarnya sudah diteliti oleh Health Sciences Institute,
AS. Pada tahun 2000 ditemukan bahwa buah yang dalam Spanyol disebut
graviola tersebut memiliki kemampuan sebagai pembunuh alami sel kanker,
bahkan hingga 10 ribu kali lebih kuat dari kemoterapi yang menggunakan
zat kimia.
Sirsak dan Kanker?
Sebuah studi yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan yang sudah dipublikasikan dalam the Journal of Natural Products menyatakan bahwa salah satu unsur kimia yang dimiliki buah sirsak bernama annonaceous acetogenin memiliki kemampuan memilih, membedakan, dan membunuh sel kanker yang berkembang di usus besar.
Di Indonesia sendiri sirsak sudah diaplikasikan herbal secara swadaya
oleh masyarakat awam dengan cara merebus 10 helai daun sirsak yang
telah hijau tua dengan 3 gelas air (600 cc) hingga dibiarkan hingga
tersisa satu gelas air (200 cc). Kemudian diminum setiap hari 1x sehari
pada pagi maupun 2x pagi dan sore hari secara rutin selama 4 pekan.
Walau ‘ramuan’ daun sirsak tersebut memberikan dampak sensasi rasa
hangat atau panas hingga menimbulkan keringat deras pada tubuh,
khasiatnya belum terbukti secara ilmiah, masih terbatas pada pengakuan
empiris beberapa pasien.
Bagaimana pun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut yang mendalam
mengenai khazanah-khazanah herbal yang banyak berangkat dari kearifan
lokal. Tujuannya, tidak lain guna memperkuat basis bukti medis, sehingga
pengetahuan medis dan herbal dapat saling melengkapi untuk kebaikan
kesehatan masyarakat.(klikdokter.com)