Tipuan Syaitan Terhadap Mereka Yang Beribadat

Berikut adalah langkah-langkah setan dalam melancarkan tipuannya kepada manusia,  Andai manusia yang digoda itu lemah imannya, maka serangan setan tidak akan sampai pada tujuh tahap. Ada pun tujuh tipuan serta ajakan syaitan terhadap manusia sebagai berikut;

1. Syaitan melarang manusia, agar jangan taat kepada Allah. Orang-orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan itu dan akan berkata: 


"Aku sangat memerlukan sekali kepada pahala dari Allah, karena aku harus mempunyai bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi".


2. Bila bujukan pertama tidak berhasil, maka syaitan mengajak manusia untuk mengakhiri taat; nanti saja atau kalau sudah tua, dan sebagainya. Orang-orang yang terpelihara akan menolak ajakan itu dan akan berkata: 


"Ajalku bukan pada tanganku; jika aku menunda-nunda amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok kapan akan aku kerjakan, padahal tiap-tiap hari dan waktu mempunyai amal tersendiri dan hak hukum waktunya".

3. Kadang-kadang syaitan akan mendorong manusia supaya terburu-buru mengerjakan amal baik dengan amat segera dan katanya: Ayuh' cepat-cepat beramal supaya engkau dapat memburu lagi amal lainnya. Orang-orang yang selamat tentu menolak dan berkata: 

"Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak sempurna". 


Dalam hal Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda:

"Tergopoh-gopoh itu pembawaan dari syaitan, kecuali dalam lima perkara;


1. Menikahkan anak perawan jika telah sampai waktunya.
2. Membayar hutang jika sudah sampai janjinya.
3. Menguruskan mayat bila datang ajalnya.
4. Menghormati tamu di kala ia datang bertandang.
5. Bertaubat setelah mengerjakan dosa. 


4. Syaitan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain. Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata; 


"Untuk saya cukup dinilai oleh Allah saja dan tidak ada faedahnya beramal kerana manusia". Ini adalah isyarat supaya manusia Riya' dalam amalnya.


5. Setelah itu syaitan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan mengatakan; Betapa tingginya darjatmu dapat beramal sholeh dan betapa pula cerdikmu dan kesempurnaanmu. Orang-orang yang baik akan menjawab  :


"Bahwa semua keagungan dan kesempurnaann itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaan aku. Allahlah yang memberi taufiq kepadaku untuk mengerjakan amal yang Ia ridhoi, dan memberikan ganjaran yang besar dengan anugerah kurniaNya. Jika sekiranya tanpa kurnia Allah, maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, di samping dosaku yang banyak pula". 


Tidak dapat berkata-kata dan mengamalkan begini melainkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Ilmu Tasauf atau Ilmu Makrifat.

6. Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengajukan jalan yang keenam. Jalan ini lebih hebat dari yang disebut tadi, dan tidak akan bisa selamat terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup fikirannya. Syaitan itu berkata, membisikkan di hati manusia: "Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan Sir (diam-diam), jangan diketahui oleh manusia sebab Allahlah yang akan menzhohirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahwa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas".


Syaitan itu mencampur-baurkan terhadap setiap orang yang beramal dengan amal tipuannya yang lemah sekali. Dengan ucapannya itu, syaitan bermaksud untuk memasukkan sebagian daripada penyakit Riya'. Orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak ajakan syaitan itu dengan mengatakan; 

"Hai Malaun (yang dilaknat) tiada henti-henti engkau menggodaku untuk merusakkan amal dan ibadahku dengan berbagai jalan dan sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merusakkannya. Aku ini hamba Allah dan Allahlah yang menjadikan aku. Kalau Allah SWT. berkehendak menzhohirkan amalku atau menyembunyikannya; dan kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak karena itu bukan urusan aku sebagai seorang hamba Allah".


7. Setelah gagal syaitan itu menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi dengan jalan ketujuh dengan mengatakan; 


"Hai manusia..tidak perlu engkau menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, kerana jika engkau telah ditetapkan oleh Allah pada masa azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak menjadi mudorat apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal, engkau akan tetap menjadi seorang yang bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak ada gunanya lagi engkau beramal dan tetaplah engkau celaka". 

Orang-orang yang terpelihara oleh Allah tentu akan menolak godaan ini dengan mengatakan: 

"Aku ini seorang hamba, berkewajiban menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha Mengetahui , menetapkan sekehendakNya dan berbuat apa saja yang dikehendakiNya. Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan seorang yang seorang yang berbahgia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah pahala, dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah, supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu".


Jika sekiranya aku dimasukkan neraka, padahal aku taat, aku lebih senang daripada jika dimasukkan neraka karena aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya kerana janji Allah pasti terjadi dan sabdaNya pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa yang beramal taat kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, tidak akan dimasukkan ke dalam neraka dan pasti akan dimasukkan ke Surga. Jadi masuknya, seseorang ke Surga bukanlah karena kekuatan amalnya, tetapi karena janji Allah yang pasti dan suci. Oleh karena itu, sadarlah wahai hamba Allah, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, sesungguhnya urusan taat kepada Allah seperti yang engkau lihat dan dengar banyak sekali godaan dan tipuan syaitan untuk menggagalkannya. Qiyaslah segala urusan dan tingkah laku kepada keadaan tersebut, dan bermohonlah pertolongan kepada Allah agar engkau dilindungi dan dipelihara dari kejahatan syaitan, karena segala sesuatu berada di bawah kekuasaan Allah dan kepada Allah kita mohon Taufiq untuk mendapatkan keridhoaanNya.


TIDAK ADA DAYA UNTUK MENINGGALKAN MAKSIAT DAN TIDAK ADA KEKUATAN UNTUK MENGERJAKAN TAAT, KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH YANG MAHA LUHUR DAN MAHA AGUNG.


(Ilustrasi :myfitriblog.wordpress.com)


Contributors

Powered by Blogger.

Blog Archive