jojoranbersemi.blogspot.com |
Sudah menjadi rahasia umum, jajanan minuman dingin di pinggir jalan
sudah sepantasnya dipertanyakan higienitasnya. Pasalnya, es yang
digunakan marak diisukan menggunakan air tidak higienis alias bukan air
masak yang dapat membahayakan kesehatan.
Risiko yang ada jelas membuahkan kerugian kesehatan. Tidak hanya soal
keracunan sementara, tapi salah-salah bisa jadi masih menyimpan bakteri
atau virus yang mematikan.
Makanan dan minuman apapun yang tidak melalui proses penyiapan
makanan yang higienis atau pun proses masak matang, dapat menyebabkan
keracunan makanan karena bakteri yang terkandung dalam air, yaitu
bakteri Salmonella enteriditis.
Meskipun memang tidak semua cairan mengandung bakteriSalmonella,
namun mencegah lebih baik daripada mengobati. Tapi bukankah telah
diisukan es yang beredar di jajanan pinggir jalan populer diyakini
menggunakan es yang diragukan higienitasnya?
Pada prinsipnya semua orang berisiko, namun demikian ada beberapa
kalangan yang memiliki lebih besar risiko, berikut diantaranya:
- orang lanjut usia,
- anak-anak, dan
- mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah (pengidap HIV-AIDS,
diabetes) sangat berisiko terkena infeksi ini dan gejalanya bisa lebih
berat. Pada pasien-pasien ini, infeksi dapat menyebar dari saluran
pencernaan ke pembuluh darah.
Gejala biasanya muncul 6-36 jam setelah mengkonsumsi makanan yang tidak higienis, berupa:
- Demam
- Nyeri perut
- Diare
- Mual
- Muntah
- Pusing
- Dehidrasi (kekurangan cairan)
Masalahnya, banyak dari kita tidak pernah tahu kapan es yang kotor ini
digunakan di dalam sajian air minum kita. Jadi tindakan pencegahan
paling cocok adalah memastikan sumber penyajian air minum kita tidak
menggunakan es yang kotor.(klikdokter.com)