Padamkan Api Kemarahan

Abu Hurairah radhiyallaahu anhu berkata, Seorang Laki-laki berkata kepada Nabi SAW, "Berilah aku nasehat." Beliau menjawab, "Jangan marah." Beliau mengulanginya beberapa kali, "Jangan marah!" (H. R. Bukhori)
Assalamu'alaikum Saudaraku yg berhati lembut dan bersinar dengan Cahaya ALLAH SWT lagi di Sayang ALLAH SWT..., Aamiin...

Saudaraku yang selalu teguh keimanannya dan yaqin akan Janji ALLAH SWT dan Rasul-NYA Muhammad SAW...Yaqinlah, dengan menahan marah, kita bisa mengharap Surga.

Yaqinlah, dengan menahan marah, kita bisa menjadi makhluk yang dibanggakan oleh ALLAH SWT di akhirat...

Yaqinlah, dengan menahan marah, Seorang Mukmin bisa dipersilahkan oleh ALLAH SWT untuk memilih Pasangan hidup yang diinginkan di Surga...
Yaqinlah, bahwa begitu besar pahala yang dijanjikan oleh ALLAH SWT hanya dengan menahan marah...


Sekali lagi Saudaraku, hanya dengan menahan marah...

Saudaraku yang selalu dijaga dan dipadamkan hatinya oleh ALLAH SWT dari kemarahan...

Sulitkah bagi kita menahan marah...?


Yang jelas sebuah penghargaan tinggi di sisi ALLAH SWT, tak mungkin ditempuh dengan melakukan amal-amal kecil dan sepele.


ALLAH SWT selalu menempatkan Seseorang pada derajat yang dicapai sesuai dengan tingkat kesulitan dan jerih payah untuk meraihnya.


Himpitan ekonomi, fisik, dan pikiran yang lelah oleh pekerjaan, waktu yang sedikit dan tugas yang banyak, mudah menjadikan Orang jadi sempit dada serta cepat tersulut kemarahannya.


Kepada kita yang cepat tersulut api kemarahannya, merasa panas karena kesal, sesak dada lalu mengumbar kata-kata kasar dan kotor atas keadaan, atau bahkan melampiaskan kemarahan dengan tangan, Rasulullah SAW berpesan, "Jangan marah, jangan marah, jangan marah..., maka bagimu Surga..."
Rasul mengajak kita berfikir sebelum berbuat, dan menasehati kita untuk berbuat bijaksana dalam mensikapi masalah.


Karena, mungkin saja kita salah paham, atau mungkin saja kita salah mendapatkan informasi. Atau mungkin juga ada orang yang niatnya baik, namun keliru dan kurang pas saat menyampaikannya kepada kita.

Maka cara mensikapinya adalah, kita harus tetap mampu menguasai jiwa kita.

Kita pun harus mampu memegang kendalinya...
Kita pun harus mampu memimpin seluruh gerak geriknya...
Karena dengan pikiran yang jernih dan rasional, kemarahan sering tak membawa penyelesaian yang baik terhadap suatu masalah.


Itulah yang dikatakan Rasulullah SAW, "Kekuatan Seseorang itu tidak diperagakan lewat kemampuannya berkelahi. Tapi kekuatan Seseorang itu terletak pada kemampuannya mengendalikan diri saat marah."
Seperti juga bunyi sebuah pepatah, "Mampu memahami Orang lain adalah Bijaksana. Mampu memahami diri sendiri adalah Bijaksana yang sesungguhnya. Mampu menguasai Orang lain adalah kekuatan, tapi mampu menguasai diri sendiri adalah kekuatan yang sesungguhnya..."


Saudaraku yang selalu diKasihi dan diSayangi ALLAH SWT

"MARAH itu dari Syaitan."
Syaitan itu diciptakan dari api. 


Jadi, kemarahan itu adalah api syaitan yang membakar dalam hati kita. Api itu yang bisa membakar dan melahap kehormatan dan kemuliaan kita sendiri.
Api kemarahan yang menjilat, akan membongkar aib dan cela kita yang harusnya dirahasiakan.


Jika kita mampu menahan marah, sama dengan memadamkan api. Dan jika kita membiarkannya, berarti kita telah membiarkan api yang menyala-nyala lalu melahap diri kita sendiri sampai hangus terbakar. Sakit rasanya, dan tebuh pun menjadi hancur.


Saudaraku yang dijaga ALLAH SWT dan Istiqomah di Jalan ALLAH SWT...
Waspadalah..., jika jiwa dan hati kita terbakar...


Karena itu tanda syaitan telah menguasai segenap hati dan pikiran kita...
Jika hati yang terbakar, maka anggota tubuh pun akan panas dan melakukan apa saja untuk melampiaskan panasnya...


Saudaraku yang selalu dicerdaskan hati dan akalnya oleh ALLAH SWT...
Sesungguhnya kemarahan itu tidak dilarang. Ia tetap dibolehkan, selama ia mempunyai landasan yang bersih, tulus, dan murni hanya karena ALLAH SWT...
Kemarahan bahkan harus dilakukan, pada waktu dan sasaran yang tepat.
Tapi seringnya, kita sulit membedakan mana hawa panas kemarahan yang datang dari dalam diri, atau kemarahan yang dilandasi hanya karena ALLAH SWT...


Suasana seperti inilah yang sangat ditakuti para SalafusSholih.


Mereka takut, jika mereka terlanjur melampiaskan kemarahannya yang bukan karena ALLAH SWT..., meski awalnya mereka marah karena ALLAH SWT...

Sebagaimana bisa kita lihat dan saksikan pada Sosok Khalifah Umar Al Faruq, ra yang mendapati rakyatnya sedang mabuk.

Umar bin Khattab segera menangkap Orang itu untuk menghukumnya.
Si Pemabuk ternyata tidak menyukai tindakan Umar. Ia lalu mengeluarkan kata-kata kotor mencaci maki Umar. Setelah dicaci, Umar pun melepas tangan Orang itu, lalu pergi meninggalkannya.


Lalu Umar ditanya, "Ya Amirul Mukminin, kenapa setelah engkau dicaci, justru engkau membiarkan Orang itu...?" Umar berkata, "Aku meninggalkannya karena ia telah membuatku marah. Andai aku tetap menghukumnya, berarti amarahku telah menguasai jiwaku. Aku tak ingin jika aku memukul Seorang Muslim, terdapat unsur nafsu marahku di dalamnya." (Al Mustathraf, 279)


Sebagaimana juga, kita telah kita dapati Kisah Seorang Sahabat Rasulullah SAW yang mengurungkan niatnya untuk membunuh lawannya dalam sebuah peperangan, setelah Orang Kafir itu terdesak lalu meludahi wajah Sahabat Rasulullah SAW tersebut.

Air ludah itu memantik kemarahannya...


Tapi segera, ia meninggalkan musuhnya begitu saja, seraya berkata, "Aku khawatir jika kemarahanku yang melandasi peperanganku dengannya..."

Saudaraku yang selalu merindukan Surga ALLAH SWT, menjadi "Ahli Surga", dan dirindukan Surga.

Hanya Orang-orang yang kerap menghisap diri mereka..., yang bisa membedakan..., antara kemarahan karena diri sendiri atau karena ALLAH SWT.


Terkadang unsur kemarahan yang dipicu oleh nafsu, jauh lebih besar ketimbang unsur kemarahan karena ALLAH SWT.


Padahal kemarahan itu, haruslah murni hanya karena ALLAH SWT.


Hamba-hamba ALLAH SWT Maha Lembut yang selalu dilembutkan hati dan pikirannya, juga ruh dan jasadnya oleh ALLAH SWT, akan mudah dan terbiasa untuk menghisab jiwanya.


Bukan hanya mampu mendeteksi sumber kemarahan dan mengendalikannya..., tapi bahkan ia mampu membawa kondisi yang sebenarnya bisa meletupkan amarah dan kebencian, pada suasana yang banyak membawa manfaat dan keberkahan dalam hidup dan kehidupannya.


Mereka mampu meredam kemarahannya, dengan melihat sisi lain dari suatu peristiwa yang dialaminya.


Sebagaimana Salah Seorang SalafusSholih mengatakan, "Aku lebih banyak mengambil manfaat dari musuh-musuhku, ketimbang dari teman-temanku..., karena musuh-musuhku banyak mengkritik kesalahanku sehingga aku berhati-hati dalam melakukan kesalahan serupa. Sementara teman-temanku menghiasi kesalahanku sehingga aku lalai dan melakukannya lagi."


Saudaraku yang berhati mulia lagi diMuliakan ALLAH SWT

Jujurlah pada diri sendiri...


Andai jiwa kita tersulut oleh amarah, tanyakanlah pertanyaan dengan tegas pada jiwa kita..., "Apakah kemarahan itu hanya karena ALLAH SWT semata...? Atau karena alasan Kelompok dan Organisasi...? Atau bahkan karena kepentingan pribadi kita dan keluarga kita sendiri...?"


Ingatlah Wahai Saudaraku...
Sesungguhnya ALLAH SWT ROBB Yang Maha Mencintai dan Maha Meridhoi..., tidak akan menerima amal-amal kita..., kecuali yang dilandasi dengan niat yang tulus dan suci hanya karena-NYA semata demi mengharap Ridho, Cinta, dan Kasih Sayang serta Ampunan-NYA, dan bersih dari unsur-unsur selain-NYA...

Saudaraku yang selalu Rindu ingin berjumpa dengan ALLAH SWT dan Rasul-NYA yang mulia Muhammad SAW.

Mari kita padamkan api kemarahan kita mulai saat ini hanya karena ALLAH SWT..., bersikap lembutlah kepada hamba-hamba ALLAH SWT.


Maafkan semua kesalahan dan dosa Orang lain yang mendzolimi kita dan menyukut api kemarahan dalam jiwa kita.


Semoga dengan amalan sholih ini, ALLAH SWT akan memudahkan urusan kita di dunia mudah berinteraksi dan bermuamalah dengan orang lain hanya karena-NYA, serta memudahkan urusan kita di akhirat kelak untuk memasuki Surga-NYA, mudah untuk bisa berjumpa dengan ALLAH SWT ROBB Yang Maha Indah Maha Cantik Maha Suci lagi Maha Mulia, juga berjumpa dengan Rasulullah Muhammad SAW k Kekasih ALLAH SWT dan mendapatkan Syafa'at dari-NYA..., Aamiin yaa ROBBanaa..


(Sumber : FB Venty Ariani )


Contributors

Powered by Blogger.

Blog Archive