"Jika di antara kamu ada yang berpuasa, berbukalah dengan kurma. Jika tidak ada, maka pakailah air, karena air bersifat membersihkan" [Nabi Muhammad Saw]
Kurma [Phoenix dactilifera], sejenis tanaman palma yang banyak ditanam di daerah Jazirah Arab, sudah dikenal sejak zaman Paleolitik. Buah kurma, dalam bahasa Arab disebut tamar, kaya protein, serat, gula, vitamin A, thiamin, riboflavin, zat besi, vitamin B dan C yang diperlukan tubuh.
Riboflavin dan niasin misalnya, membantu melepaskan energi dari makanan. Sementara thiamin membantu melepaskan energi dari karbohidrat. Vitamin A dan niasin memainkan peranan dalam membentuk dan memelihara kulit yang sehat. Thiamin penting bagi sel-sel saraf, sedangkan niasin menjaga fungsi normal saraf.
Kandungan gula [glukosa] pada kurma mencapai sekira 50 persen dari seluruh kandungan buahnya, lebih tinggi sekitar 20-30 persen dari buah lain. Tentu saja kandungan gula yang demikian dapat meredakan rasa lapar sehingga kurma sangat baik dijadikan salah satu menu berbuka puasa.
Banyaknya kandungan serat dalam kurma baik bagi pencernaan dan mencegah sembelit, bahkan kanker di daerah pencernaan.
Kurma juga mengandung kalium. Zat ini dapat membuat denyut nadi orang yang mengonsumsinya menjadi semakin teratur sehingga membantu menstabilkan tekanan darah juga baik untuk jantung dan pembuluh darah.
Kandungan zat tannin yang tinggi dalam kurma dapat digunakan sebagai anti diare, obat flu, radang tenggorokan, mengatasi mabuk, serta meningkatkan trombosit bagi mereka yang terkena demam berdarah. Sedangkan kandungan zat salisilat [zat yang lazim dipakai sebagai bahan baku obat penghilang rasa sakit hingga demam] dapat meredakan rasa sakit kepala penderita.(alifmagz)