Hampir semua orang menyukai telur. Selain karena rasanya yang lezat dan ekonomis, telur juga kaya akan nutrisi.
Ada berbagai cara memasak telur seperti direbus, digoreng, dicampur
dengan bahan makanan lain, bahkan ada pula yang mengkonsumsi telur dalam
bentuk mentah untuk alasan kesehatan.
Pada sebagian kalangan masih besar anggapan bahwa telur yang dimakan mentah lebih memiliki nutrisi daripada yang sudah diproses.
Anggapan ini sebenarnya menyimpan bahaya kesehatan lebih jauh.
Pasalnya, mengkonsumsi telur mentah justru memiliki risiko kesehatan
lebih besar daripada manfaat kesehatan yang didapat.
Kenapa mengkonsumsi telur mentah tidak dianjurkan?
Makanan yang dibuat dari telur mentah atau setengah matang dapat
menyebabkan keracunan makanan karena bakteri yang terkandung dalam
telur, yaitu bakteri Salmonella enteriditis.
Memang tidak semua telur mengandung bakteri Salmonella, namun mencegah lebih baik daripada mengobati.
Bakteri ini dapat mudah berkembang terutama pada telur yang dibiarkan
pada suhu ruangan selama beberapa hari (tidak dimasukkan ke dalam
lemari pendingin).
Pada prinsipnya semua orang berisiko, namun demikian ada beberapa
kalangan yang memiliki lebih besar risiko, berikut diantaranya:
- Orang lanjut usia,
- anak-anak, dan
- mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah (pengidap HIV-AIDS,
diabetes) sangat berisiko terkena infeksi ini dan gejalanya bisa lebih
berat. Pada pasien-pasien ini, infeksi dapat menyebar dari saluran
pencernaan ke pembuluh darah.
Gejala biasanya muncul 6-36 jam setelah mengkonsumsi telur mentah, berupa:
- Demam
- Nyeri perut
- Diare
- Mual
- Muntah
- Pusing
- Dehidrasi
Beberapa makanan yang mengandung telur mentah diantaranya mayonnaise,
saus salad, eskrim, tiramisu, dan mousse. Untuk mencegah infeksi ini,
pastikan telur benar-benar matang sebelum dikonsumsi. Jika terpaksa
menggunakan telur mentah sebagai bahan makanan, pilihlah telur yang
sudah dipasteurisasi.(klikdokter.com)