KEUTAMAAN TASBIH DAN TA’DHIM


images
Rasulullah SAW bersabda : 

“Dua kalimat yang dicintai oleh Yang Maha Pengasih, kedua kalimat itu adalah ringan untuk diucapkan, akan tetapi berat dalam timbangan, kedua kalimat itu adalah, Subhanallah wa bihamdih (Maha suci Allah dan dengan segala pujian-Nya) dan Subhanallahil ‘Adzhim (Maha suci Allah Yang Maha Agung)” (HR. Al Bukhari)

Maksud dari kalimat “Dua kalimat yang dicintai oleh Yang Maha Pengasih”, dalam sabda nabi diatas adalah orang yang mengucapkan kedua kalimat itu maka ia akan dicintai Allah yang memiliki sifat rahman yaitu Yang Maha Pengasih. Sengaja Rasulullah menyebutkan kata Rahman dalam sabda beliau ini karena itu adalah salah satu dari Asma Al Husna (nama-nama Allah yang baik) dengan maksud mengingatkan kepada umat beliau akan keluasan rahmat atau kasih saying Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Sedangkan maksud dari kalimat “Ringan untuk diucapkan akan tetapi berat dalam timbangan” adalah kedua kalimat yang dicintai Allah itu adalah dua kalimat yang ringan untuk diucapkan karena terdiri dari huruf-huruf yang mudah untuk dikeluarkan dari mulut. Kata ringan juga berarti mudah yaitu mudah untuk diucapkan lidah sebagaimana kata ringan bila dibandingkan dengan orang yang membawa beberapa jenis barang, maka orang itu dapat membawa barang itu dengan mudah tanpa ada sesuatu yang memayahkannya seperti membawa sesuatu yang berat. 

Rasulullah bersabda :

“Barang siapa yang mengucapkan subhanallah wa bihamdih sebanyak seratus kali dalam sehari, maka dihapuskan kesalahan-kesalahannya walaupun sebanyak buih dilaut” (HR. Al Bukhari)

Ibnu Baththal berpendapat keutamaan-keutamaan yang disebutkan dalam berdzikir ini sesungguhnya hal itu dikhususkan untuk orang-orang yang memilik kemuliaan dan kesempurnaan dalam beragama, seperti orang yang membersihkan dirinya dari perbuatan-perbuatan haram dan dosa-dosa besar.
Sedangkan untuk orang yang terus menerus berdzikir akan tetapi ia juga selalu melakukan perbuatan yang diharamkan Allah, janganlah kamu mengira ia akan mendapatkan keutaman-keutamaan sebagaimana yang telah disebutkan dalam sabda nabi diatas. Sebab orang seperti itu tidak memiliki ketaqwaan dan amal soleh, lalu bagaimana bisa mereka digolongkan kepada orang-orang yang mensucikan diri.