KEUNGGULAN AKHLAK ISLAM DI DUNIA


Salah satu tema yang senantiasa diangkat di dalam al-Qur’an adalah mengenai orang-orang yang telah dihancurkan oleh Allah, karena kezaliman dan kedurhakaan mereka, dan contoh yang bisa diambil dari mereka itu. Tentu saja, terdapat sebuah sisi yang sangat besar di antara persamaan umat pada masa lalu dan pada masa kita sekarang. 

Pada zaman kita, ada orang-orang yang sikap dan cara hidupnya bahkan melampaui penyimpangan seksual yang dilakukan oleh kaum Luth, kecurangan penduduk Madyan, kesombongan dan kepongahan kaum Nuh, kedurhakaan dan kezaliman kaum Tsamud, rasa tidak tahu terima kasih kaum Iram, beserta tingkah laku dari berbagai macam umat lainnya yang telah dimusnahkan. Alasan yang jelas dari semua kerusakan moral ini adalah orang-orang tersebut telah melupakan Allah dan maksud penciptaan diri mereka. 



Pembunuhan, ketidakadilan sosial, pengkhianatan, penipuan, dan kerusakan moral pada zaman di mana kita hidup ini bahkan telah mendorong sebagian orang untuk berputus asa. Namun, janganlah dilupakan bahwa al-Qur’an memerintahkan agar kita tidak berputus asa dari pertolongan Allah. Putus asa dan patah semangat adalah cara berpikir yang tidak dapat diterima bagi orang-orang yang beriman. Allah memberitahukan bahwa mereka yang mengabdi kepada-Nya dengan tulus — dengan tanpa menyekutukan-Nya dengan makhluk-makhluk-Nya yang mana pun sebagai tuhan-tuhan di samping-Nya — dan beramal saleh guna mendapat keridha-an-Nya, akan mendapat kekuatan dan kekuasaan. 

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benarbenar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (Q.s. an-Nur: 55). 
 
Dalam sejumlah ayat, juga dikatakan bahwa adalah sebuah hukum ilahiah bahwa hamba-hamba yang setia dan menjalankan agama yang haq di dalam hatinya akan dijadikan sebagai para pewaris atas dunia ini: 

Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lawh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. (Q.s. al-Anbiya’: 105). 
 
Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku. (Q.s. Ibrahim: 14). 
 
Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umatumat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (Q.s. Yunus: 13-14). 
 
Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; diwariskan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang.” Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(-Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.” (Q.s. al-A‘raf: 128-129). 
 
Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Q.s. al-Mujadalah: 21). 
 
Bersamaan dengan kabar gembira yang disampaikan pada ayat-ayat di atas, Allah telah memberikan sebuah janji yang sangat penting kepada orang-orang beriman. Dia berfirman di dalam al-Qur’an bahwa agama Islam diturunkan kepada umat manusia untuk mengatasi segala agama. 

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dime-nangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (Q.s. at-Taubah: 32-33). 
 
Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. (Q.s. ash-Shaff: 8-9). 
 
Tak ada keraguan bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya. Akhlak mulia yang akan menaklukkan filsafat-filsafat yang menyimpang, ideologi-ideologi yang terdistorsi, dan pemahaman agama palsu adalah akhlak Islam ini. 

Ayat-ayat yang dikutip di atas menandaskan bahwa orang-orang kafir dan penyembah berhala tak mampu menghindari terjadinya hal ini.
Periode ini, di mana akhlak Islam akan tegak, akan menjadi saat di mana setiap waktu ada cinta, pengorbanan, kedermawanan, kejujuran, keadilan sosial, keamanan dan kesejahteraan pribadi. Periode ini telah disebut sebagai Zaman Keemasan karena kemiripannya dengan gambaran-gambaran tentang Surga, namun, sejauh ini, zaman seperti itu belum sempat terwujud. Zaman yang diberkahi ini akan mendahului Hari Kiamat; dan kini sedang menunggu-nunggu saat itu di mana Allah telah menetapkan akan kedatangannya.
(Sumber gambar : jagatpedia.blogspot.com)